Kesehatan

Wabah Penyakit DBD Lebih Berbahaya Dari Stunting, Pemkab Tangerang Harus Fokus Penanganan

Avatar
46
×

Wabah Penyakit DBD Lebih Berbahaya Dari Stunting, Pemkab Tangerang Harus Fokus Penanganan

Sebarkan artikel ini
IMG 20240123 130048
Foto salah satu pasien terkena DBD warga Desa Tapos yang ditangani intensif di salah satu Rumah Sakit (RS) swasta

TIGARAKSA — Penyebaran wabah penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) nampaknya makin mengkhawatirkan, setelah puluhan warga Desa Tapos termasuk di desa-desa lain di Kecamatan Tigaraksa terjangkit ternyata hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Jambe bahkan ada 1 (satu) orang korban meninggal dunia.

Korban meninggal dunia akibat keganasan penyakit DBD yang diakibatkan nyamuk Aedes Agepty itu warga Desa Kutruk, Kecamatan Jambe, dan diketahui peristiwa meninggalnya terjadi pada Minggu, 21 Januari 2024 malam.

Baca Juga:  Dinkes Kabupaten Tangerang Gelar Sosialisasi Rekam Medik Elektronik (RME) kepada 149 Klinik

Hal itu diungkapkan Muhamad Asrori warga Desa Sukamanah Kecamatan Jambe. Ia mengatakan diwilayah kecamatannya juga sudah banyak warga yang terserang penyakit DBD tersebut dan bahkan ada seorang warga masih muda usia sekitar 17 tahun telah meninggal dunia.

“Sudah banyak di Jambe yang terserang, kemarin 1 orang meninggal,” ungkapnya kepada TangerangSejahtera.id, Selasa 23 Januari 2024.

Asrori menyebut yang terserang penyakit DBD hingga meninggal itu berjenis kelamin perempuan. Dimana, ia masih berstatus pelajar.

Baca Juga:  Kondisi RSUD Tigaraksa Dilihat Dari Luar Sepi Bener, Eh Ternyata Sejak Diresmikan Sudah 2500 Pasien Terlayani

“Kita harus bersama-sama mencegah penyakit ini,” sebutnya.

Lanjut Asrori, menjelaskan, di Desa Sukamanah saja sudah tiga orang terserang penyakit DBD itu, belum lagi di Desa lainnya di Kecamatan Jambe.

Menurutnya pemerintah harus fokus segera menangani mencegah penyebaran wabah DBD dengan tindakan-tindakan yang komprehensif, agar penyakit itu tidak tersebar dengan luas. “Penyakit ini lebih berbahaya mematikan daripada Stunting maka pemerintah harus lebih intensif penangangannya,” pungkasnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *