Syiar

Tak Jadi Mencuri, Pemuda Dapatkan Istri Kaya dan Cantik

Avatar
1066
×

Tak Jadi Mencuri, Pemuda Dapatkan Istri Kaya dan Cantik

Sebarkan artikel ini
Tak Jadi Mencuri, Pemuda Dapatkan Istri Kaya
Foto ilustrasi. (istimewa)

Tak Jadi Mencuri, Pemuda Dapatkan Istri Kaya dan Cantik

Banyak kisah yang mengungkapkan hikmah di balik kesabaran seorang Muslim. Misalnya, kisah berikut yang terjadi pada era generasi sesudah para sahabat Nabi Muhammad SAW (tabiin).

Di Damaskus, Suriah, berdirilah Masjid at-Taubah. Masjid itu tersohor antara lain karena dikelola seorang tabiin yang saleh dan alim. Syekh tersebut hidup sederhana, sembari mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada penduduk setempat.

Suatu hari, datang seorang pemuda ke masjid tersebut. Tampak dari penampilannya, pemuda ini tergolong miskin. Dia tiba di Damaskus dalam rangka mencari ilmu (thalab al-‘ilm). Tidak ada satu pun sanak famili atau kenalan di kota tersebut.

Baca Juga:  MUI Tetapkan Fatwa Haram Bagi Masyarakat Golput Saat Pemilu Nanti

Sesudah hadirin majelis bubar, pemuda tadi meminta izin untuk bertemu sang syekh. “Wahai, imam. Saya pemuda miskin yang datang jauh-jauh dari luar Damaskus. Saya tidak punya siapa-siapa di kota ini. Namun, saya ingin berguru kepada engkau,” katanya membuka pembicaraan.

“Karena itu, apakah engkau mengizinkan saya tinggal bersama engkau? Bolehkah saya tinggal di masjid ini, dan makan serta minum bersama keluarga engkau?” lanjut dia.

Singkat cerita, syekh tersebut setuju. Maka pemuda ini tinggal bersamanya.

Baca Juga:  Diskum Kabupaten Tangerang Gelar Ramadhan Fest Kolaborasi Bareng About Tangerang Di Pelataran Al Amjad

Tiga bulan berlalu. Pemuda tadi mendapati kebiasaan zuhud syekh yang tabiin ini. Bila ada rezeki, syekh dan keluarganya makan rutin dua atau tiga kali sehari. Mereka berpuasa bila sedang kekurangan makanan. Pemuda itu pun mengikuti irama kehidupan sang syekh dan keluarga.

Bagaimanapun, kali ini agak berbeda. Sudah tiga hari berturut-turut syekh berpuasa. Mungkin karena sudah kebiasaan, tubuh syekh tersebut tidak terlalu kelaparan. Namun, pemuda tadi tidak kuat. Dia sangat lapar.

Saking laparnya, dia terpaksa mengikat perutnya. Matanya berkunang-kunang. Kepalanya terasa berat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *