Stunting masih menjadi salah satu permasalahan anak Indonesia yang krusial. Stunting adalah kondisi gizi kronis yang terjadi karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan pertumbuhan anak terganggu. Sayangnya, masih belum banyak orang tua yang paham seperti apa ciri anak stunting.
Untuk itu, Bunda dan Ayah perlu memahami bagaimana ciri anak stunting agar kondisi ini dapat dihindari. Yuk, simak artikel selengkapnya di bawah ini lengkap dengan langkah pencegahannya!
Ciri Anak Stunting
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah salah satu faktor yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Anak dapat dianggap mengalami stunting jika tinggi badannya telah diukur dan hasilnya tidak sesuai, atau berada di bawah rata-rata standar yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO)
Apa saja ciri-ciri anak yang stunting? Berikut penjelasannya:
1. Proses Pertumbuhan Melambat
Ciri anak stunting yang paling umum terlihat adalah pertumbuhan yang melambat. Pertumbuhan anak dianggap melambat jika tinggi badannya tidak sejalan dengan usianya. Kondisi ini dapat terjadi akibat keterlambatan pertumbuhan tulang anak.
Untuk memeriksa apakah pertumbuhan fisik anak sesuai dengan kurva pertumbuhan yang seharusnya, anak harus menjalani pemeriksaan rutin oleh dokter, bidan, atau di pelayanan kesehatan. Biasanya, pemeriksaan ini juga melibatkan pengukuran berat badan dan lingkar kepala anak.
2. Berat Badan Menurun
Anak yang mengalami stunting sering kali memiliki berat badan di bawah rata-rata atau bahkan sangat rendah.
Permasalahan berat badan ini disebabkan oleh kekurangan nutrisi, pola makan yang tidak seimbang, serta tingkat metabolisme tubuh yang rendah pada anak.
Penurunan berat badan ini bisa berdampak negatif terhadap perkembangan fisik dan pertumbuhan si Kecil, sehingga mengganggu potensi pertumbuhan yang sehat.
3. Turunnya Kekebalan Tubuh
Selain adanya perubahan pada pertumbuhan, ciri anak stunting lainnya adalah si Kecil jadi mudah sakit akibat adanya penurunan daya tahan tubuh.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Immunology pada tahun 2022, anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi serius yang disebabkan oleh penyakit infeksi. Hal ini terjadi karena malnutrisi dapat mengakibatkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.
4. Lambatnya Pertumbuhan Gigi
Ciri anak stunting berikutnya adalah keterlambatan pertumbuhan gigi. Namun, perlu dicatat bahwa keterlambatan pertumbuhan gigi juga dapat dipicu oleh gangguan pada gusi atau tulang rahang.
Jika si Kecil mengalami keterlambatan pertumbuhan gigi, Bunda bisa segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebabnya.
5. Memiliki Perkembangan Kognitif yang Lambat
Stunting bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik pada anak, tetapi berpengaruh juga pada perkembangan si Kecil.
Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami gangguan perkembangan dan kemampuan kognitif pada tahap awal kehidupan mereka, sehingga cenderung menunjukkan prestasi akademis yang kurang optimal dibandingkan dengan anak-anak yang tumbuh secara normal.
Kekurangan gizi secara berkepanjangan dapat menyebabkan si Kecil mengalami kesulitan dalam menjaga konsentrasi, sulit menerima setiap informasi, dan menghadapi kesulitan dalam menyerap pelajaran yang diberikan.
Penurunan kemampuan kognitif ini bisa berdampak negatif pada prestasi belajar anak di sekolah.
6. Proporsi Tubuh Anak Tampak Lebih Kecil dari Anak Seusianya
Ciri anak stunting sering kali memiliki proporsi tubuh yang cenderung normal, tetapi tampak lebih muda atau kecil untuk usianya. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan antara tinggi badan, berat badan, dan perkembangan dengan anak sebayanya.
Meskipun si Kecil mungkin tampak sehat secara umum, kondisi ini biasanya menunjukkan bahwa anak-anak tersebut mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Kapan Gejala Stunting pada Anak Mulai Terlihat?
Masalah asupan gizi anak yang tidak tercukupi ini umumnya tidak hanya terjadi setelah ia lahir, Bun, melainkan bisa terjadi sejak si Kecil masih berada di dalam kandungan. Namun, gejala stunting pada anak mulai terlihat ketika ia menginjak usia 2 tahun.
Mengutip dari IDAI, stunting dapat disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan mencakup status gizi Bunda selama kehamilan, metode pemberian makanan kepada anak, dan tingkat kebersihan dalam lingkungan sekitar.
Selain itu, stunting juga dapat disebabkan oleh adanya faktor genetik dan hormonal pada anak, hanya saja sebagian besar disebabkan oleh malnutrisi.
Seperti dikutip dari WHO, stunting memang dapat dipengaruhi oleh masalah kekurangan gizi kronis, adanya infeksi berulang dan stimulasi yang tidak memadai.
Bagaimana Cara Mencegah Stunting pada Anak?
Periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab di fase ini fungsi otak, jantung, tulang, kaki, tangan, dan seluruh sistem organ tubuh anak mulai terus berkembang.
Ada banyak sekali bahaya stunting pada anak, seperti menurunnya kemampuan belajar, perkembangan kognitif yang lambat, dan mudah terserang penyakit berbahaya seperti diabetes maupun hipertensi.
Jadi, pemantauan berat dan tinggi badan anak secara rutin perlu Bunda lakukan di setiap bulannya supaya stunting dapat dicegah sejak dini.
Oleh karena itu, Bunda harus tahu apa saja hal yang dapat mencegah stunting pada anak sejak dini, seperti:
1. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Kehidupan terpenting anak, terhitung dari 1000 hari pertamanya dari awal kehamilan hingga berusia 2 tahun. Untuk mencegah terjadinya stunting, maka Bunda haruslah rutin dan selalu perhatikan asupan setiap makanan selama kehamilan.
Pastikan setiap makanan yang dikonsumsi bergizi seimbang dan sehat. Selama kehamilan, Bunda haruslah memakan makanan bernutrisi zat gizi tinggi, asam folat, yodium yang cukup, dan bervitamin.
2. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak
Selanjutnya, upaya mencegah stunting dapat dilakukan dengan rutin memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yang sebaiknya dilakukan setiap bulan.
Bunda dapat mengatur kunjungan si Kecil ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan seperti posyandu secara berkala guna melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang diperlukan, sehingga dapat memperoleh diagnosis yang akurat.
3. Lengkapi Imunisasi
Pemberian vaksinasi sesuai dengan jadwal imunisasi memiliki peran penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak sehingga melindungi si Kecil dari berbagai penyakit.
Menurut IDAI, anak-anak diharapkan menerima vaksin secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dimulai sejak lahir hingga mereka mencapai usia 18 tahun.
4. Memenuhi Asupan Gizi Seimbang
Kurangnya nutrisi seperti protein hewani, protein nabati, dan zat besi dalam pola makan anak dapat menyebabkan stunting. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi harian anak terpenuhi dengan baik.
Protein sangat penting bagi anak-anak karena dapat memengaruhi pertumbuhan mereka sejak dini. Menurut Kemenkes, anak yang mendapatkan asupan protein optimal dan sesuai dengan kebutuhan usianya cenderung memiliki tinggi badan yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat protein dalam pola makan mereka.
Bunda dapat memberikan sumber protein hewani seperti daging sapi, daging ayam, hati ayam, dan telur. PERGIZI PANGAN Indonesia mencatat bahwa memberikan satu butir telur dalam MPASI si Kecil setiap hari dapat efektif dalam mencegah stunting.
5. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sangat baik untuk kesehatan anak secara keseluruhan. Ini karena stunting juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti lingkungan yang kotor.
Lingkungan yang tidak bersih dapat meningkatkan si Kecil rentan terhadap penyakit. Maka dari itu, selalu pastikan lingkungan sekitar bersih dan terapkan pola hidup sehat pada si Kecil sejak dini. Bunda dapat memulai dari sering mencuci tangan setelah melakukan kegiatan.
Stunting memang masih menjadi masalah kesehatan yang hingga saat ini masuk dalam program prioritas pemerintah. Bahkan, pada tahun 2024 ditargetkan penurunan stunting hingga 14%. Maka dari itu, penting bagi Bunda melakukan langkah-langkah di atas agar penyebab anak stunting dapat dicegah sehingga si Kecil tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Bunda juga dapat konsultasikan berbagai pertanyaan terkait nutrisi, pola asuh, dan tumbuh kembang si Kecil melalui Sahabat Bunda Generasi Maju. Jangan ragu untuk berbagi momen kebahagiaan maupun kecemasan Bunda. Yuk, hubungi sekarang juga, Bun!