Kesehatan

Apa Itu Penyakit Tuberkulosis (TBC), Apa Penyebabnya, dan Bagaimana Cara Mengobatinya? Silahkan Dibaca…

Avatar
47
×

Apa Itu Penyakit Tuberkulosis (TBC), Apa Penyebabnya, dan Bagaimana Cara Mengobatinya? Silahkan Dibaca…

Sebarkan artikel ini
72230c79 826c 46bd 9ad4 5fc45d68658c

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ paru-paru.

Kondisi yang disebut dengan TB paru ini harus ditangani segera jika tidak ingin berakibat fatal.

Pasalnya, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi organ tubuh lainnya, seperti ginjal, kelenjar getah bening, selaput otak tulang, dan sendi. Ketika tuberkulosis sudah menginfeksi bagian tubuh lainnya, maka kondisi ini disebut dengan TB ekstra paru.

Infeksi penyakit tuberkulosis mulai meningkat pada tahun 1985, sebagian karena munculnya HIV, virus penyebab AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga penderitanya tidak dapat melawan kuman TBC.

Bakteri penyebab TBC menyebar dari orang ke orang melalui droplet yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin.

Di Indonesia sendiri, kasus TBC terbilang cukup tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat pada tahun 2020 terdapat 351.936 kasus tuberkulosis yang mana sebagian besar penderitanya berusia produktif.

Sahabat mari kenali apa itu tuberkulosis (TB), gejala, penyebab, cara penularan, dan pencegahannya berikut ini!

Jenis TBC
Ada dua jenis infeksi TB yang berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut di antaranya.

1. TBC Laten
TBC laten terjadi ketika penderitanya memiliki kuman di tubuh tetapi sistem imun berhasil mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya pun tidak memiliki gejala apapun, dan tidak menular.

Meski demikian, infeksinya masih hidup dan suatu hari nanti bisa menjadi aktif. Jika Sahabat berisiko tinggi, dokter akan memberi obat untuk mencegah TB aktif. Beberapa faktor risiko yang memicu TB laten menjadi aktif adalah mengidap HIV, mengalami infeksi dalam 2 tahun terakhir, rontgen dada menunjukan kondisi yang tidak biasa, atau sistem kekebalan tiba-tiba melemah.

2. TBC Aktif
Sementara seseorang yang sudah mengalami TBC aktif adalah saat kuman berkembang biak dan membuatnya menimbulkan gejala dan sakit. Bahkan, Anda juga dapat menyebarkan penyakit ini kepada orang lain.

90% kasus aktif pada orang dewasa berasal dari infeksi TB laten. Infeksi TB laten atau aktif juga dapat resisten terhadap obat. Artinya obat tertentu tidak bekerja melawan bakteri.

Gejala TBC
Kuman penyebab virus tuberkulosis bersifat khusus dan perkembangannya lambat dibandingkan penyakit lain.

Pada jenis TBC laten, sebagian besar tidak mengalami gejala. Berbeda dengan TBC aktif yang biasanya menyebabkan banyak gejala. Biasanya gejala berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, tergantung di mana bakteri TBC tumbuh.

Gejala umum ditimbulkan oleh TBC di paru-paru antara lain:

Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
Batuk darah atau dahak (dahak)
Sakit dada
Mudah lelah dan lemah
Demam
Panas dingin
Keringat malam
Kehilangan nafsu makan
Penurunan berat badan
Sementara, apabila TBC sudah menyebar ke organ lain, dapat menyebabkan:

Muncul darah dalam urine
Kehilangan fungsi ginjal jika TB mempengaruhi ginjal
Sakit punggung dan kekakuan, kejang otot, dan ketidakteraturan tulang belakang jika TBC mempengaruhi tulang belakang
Mual dan muntah
Kebingungan
Kehilangan kesadaran, jika TBC menyebar ke otak.

Penyebab Tuberkulosis
Penyebab utama tuberkulosis adalah bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis.

Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang Anda tertular bakteri penyebab penyakit TBC meliputi:

Menderita diabetes
Menderita penyakit ginjal stadium akhir
Menderita kanker
Malnutrisi
Kebiasaan merokok
Mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama
Mengidap HIV atau penyakit lain yang membahayakan sistem kekebalan
Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan juga dapat membuat orang berisiko terkena penyakit TB aktif, termasuk obat-obatan yang membantu mencegah penolakan transplantasi organ.
Bepergian ke daerah dengan tingkat TBC yang tinggi

Cara Penularan TBC
Bakteri TBC ditularkan melalui droplet di udara. Begitu tetesan ini memasuki udara, siapa pun di dekatnya dapat menghirupnya. Seseorang dengan TBC dapat menularkan bakteri melalui bersin, batuk, berbicara, dan nyanyian.

Orang dengan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik mungkin tidak mengalami gejala TBC, bahkan jika mereka telah tertular bakteri tersebut, dikenal sebagai infeksi TBC laten atau tidak aktif.

Adapun tahapan penularan dari penyakit tuberkulosis adalah sebagai berikut:

Infeksi primer ketika bakteri masuk melalui hidung dan mulut yang menghirup udara dengan kandungan bakteri penyebab tuberkulosis. Bakteri ini bisa mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.
Infeksi laten, terjadi ketika sistem imun melakukan perlawanan saat bakteri mulai berkembang biak. Ketika sistem imun kuat, maka bakteri dapat dihancurkan untuk menahan perkembangan infeksinya.

Infeksi aktif, terjadi ketika sistem imun tidak kuat atau lemah melawan serangan bakteri TB. Alhasil, bakteri akan lebih bebas memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru.
Setelah terinfeksi, Sahabat harus menjalani pengobatan dengan mengonsumsi obat TBC secara teratur selama 6-12 bulan. Pengobatan TBC memiliki tujuan untuk mengurangi jumlah bakteri secara perlahan untuk meminimalisir risiko penularan.

Pengobatan TBC
Berikut adalah beberapa jenis obat yang biasa digunakan dalam pengobatan TBC:

1. Isoniazid
2. Rifampin
3. Ethambutol
4. Pyrazinamide
5. Rifapentine

Perlu diingat, obat TBC ini tidak sama dengan obat antibiotik pada umumnya. Ada aturan khusus bagi pasien dalam mengonsumsi obat ini.

Menurut Kementerian Kesehatan, obat TBC ini harus dikonsumsi satu kali sehari di jam yang sama.

Selain itu, obat jenis isoniazid dan rifampin sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong atau belum makan.

Sementara, itu bagi Anda yang mengalami resistensi obat TBC, harus menjalani pengobatan lini kedua. Obat-obat lini kedua tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Levofloxacin
2. Moxifloxacin
3. Gatifloxacin
4. Amikacin
5. Apreomycin
6. Kanamycin
7. Streptomycin
8. Ethionamide atau prothionamide
9. Cycloserine atau terizidone
10. Linezolid
11. Clofazimine
12. Bedaquiline
13. Delamanid
14. P-aminosalicylic acid
Imipenem-cilastatin
Meropenem
Amoxicillin-clavulanate
Thioacetazone]

Cara Mencegah Tuberkulosis
Faktanya, 10% masyarakat Indonesia memiliki bakteri TB. Namun, apakah infeksi bersifat laten atau aktif tergantung pada kondisi penderitanya. Jika mereka memiliki sistem imun yang baik, penyakit ini bisa sembuh bahkan sebelum gejala tersebut muncul.

Maka dari itulah, pencegahan utama agar tidak terjangkit tuberculosis (TB) adalah sebagai berikut:

Makan teratur
Menjaga pola tidur sehat
Berhenti merokok.
Jika Anda sudah terinfeksi, selain menjalani pengobatan, harus menjalani pola hidup sehat seperti yang disebut di atas agar penyakit tidak menular ke orang lain.

Apabila Anda memiliki anak, jangan sampai melewatkan vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin untuk mencegah TBC. Selain untuk bayi dan anak-anak, vaksin ini juga bisa diberikan pada orang dewasa berusia 16–35 tahun, terutama untuk mereka yang berisiko tinggi terpapar TBC di tempat kerja.

Terakhir, jangan lupa untuk selalu melalui medical check up untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, termasuk TBC.

Kapan Perlu Pergi ke Dokter?
Anda perlu pergi ke dokter ketika sudah melakukan kontak dengan seseorang yang menderita TBC.

Selain itu, perhatikanlah gejala yang Anda alami. Jika sudah mengalami batuk-batuk lebih dari dua minggu disertai beberapa gejala TBC lainnya, segeralah konsultasi dengan dokter.

Pasalnya, gejala tersebut bisa jadi pertanda bahwa Anda telah terinfeksi bakteri.

(Kutif)

Baca Juga:  Pasca Lebaran 40 ODGJ Kab. Tangerang Akan Dievakuasi Diobati Di RSJMM Bogor, Semoga Caleg Gagal Tidak Masuk Pasiennya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *