Kesehatan

Rakor Dinkes Soroti Masih Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Tangerang, Tahun 2023 Ada 256 Kasus

465
×

Rakor Dinkes Soroti Masih Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Tangerang, Tahun 2023 Ada 256 Kasus

Sebarkan artikel ini
Ibu Hamil dan ANak
Foto Ilustrasi

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Rapat Koordinasi Bidang Kesehatan Masyarakat dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan angka stunting, di Hotel Arya Duta, Selasa (8/10/2024).

Dalam sambutannya, Plt Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Syaifullah menyoroti angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Tangerang karena masih cukup tinggi. Pada 2023, tercatat 39 kematian ibu, sementara dari Januari hingga Agustus 2024 tercatat 27 kasus.

“Jumlah kematian bayi juga mengkhawatirkan, dengan 256 kasus pada tahun 2023, dan 142 kasus pada periode Januari hingga Agustus 2024,” terang dia di lokasi.

Syaifullah mengungkapkan bahwa hasil survei SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) menunjukkan angka stunting di Kabupaten Tangerang pada tahun 2022 sebesar 21,1 persen. Sementara hasil SKI (Survei Kesehatan Indonesia) pada tahun 2023 meningkat menjadi 26,4 persen.

Baca Juga:  Kadisdik Dadan Gandana Siap Sukseskan Simulasi Program 'Makan Siang Gratis' untuk Siswa SMP Di Kabupaten Tangerang

Dengan mengusung tema ‘Peran Lintas Sektor dalam Percepatan Penurunan AKI, AKB, dan Stunting’, Syaifullah berharap seluruh komponen Pemkab Tangerang, bersama sektor terkait semakin memperkuat komitmen percepatan penurunan angka-angka tersebut.

“Sinergi yang kuat antara berbagai pihak sangat dibutuhkan agar kita bisa terus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Tangerang,” tambahnya. Syaifullah juga menekankan pentingnya evaluasi program kesehatan di tingkat puskesmas dan kecamatan.

“Koordinasi ini adalah program rutin yang diadakan setiap tahun untuk mengevaluasi sejauh mana program yang sudah dilaksanakan dan apa saja kendalanya,” ujar Muchlis.

Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlangsung, sehingga program-program kesehatan dapat berjalan lebih efektif di masa depan. Selain itu, ia menekankan pentingnya memberikan apresiasi kepada tenaga medis yang memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

“Mudah-mudahan kedepan kita bisa meningkatkan apresiasi kepada tenaga kesehatan yang memiliki fungsi pelayanan kesehatan masyarakat,” tukasnya.

Baca Juga:  Apa Itu Penyakit Tuberkulosis (TBC), Apa Penyebabnya, dan Bagaimana Cara Mengobatinya? Silahkan Dibaca...

Pada kesempatan yang sama, Kadinkes Kabupaten Tangerang, Ahmad Muchlis mengatakan bahwa dalam rapat ini pihaknya telah mengundang para stakeholder di bidang kesehatan. Kata dia, ini adalah bagian dari upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Muchlis menekankan pentingnya implementasi kebijakan yang ditetapkan, baik tingkat pusat maupun daerah. Salah satu upaya strategis yang sedang dilakukan adalah sistem rujukan berjenjang yang mulai dari pelayanan dasar di puskesmas hingga ke rumah sakit rujukan.

Sistem ini bertujuan untuk memastikan setiap kasus darurat ibu hamil dan bayi mendapatkan penanganan cepat dan tepat. “Kami punya sistem rujukan yang terstruktur mulai dari praktek mandiri, klinik, puskesmas, hingga rumah sakit rujukan. Hal ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi secara signifikan,” tambahnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *